Social Icons

Senin, 26 Desember 2011

Al Qur'an, Otak Depan Dan Bohong

Al_Qur__an_Otak_Depan_dan_Bohong.jpgBerbicara tentang otak depan, maka tidak salahnya menengok sebentar, apakah alQur'an sudah berbicara tentang hal itu ataukah belum.
Allah ta'ala berfirman :
ناصية كاذبة خاطئة (العلق 16)
"Yaitu ubun-ubun yang berdusta dan durhaka"
Mengapa dusta dan durhaka dinisbatkan pada ubun-ubun manusia? Para ulama terdahulu menyimpulkan dengan beberapa kesimpulan. Di antaranya adalah bahwa ubun-ubun adalah yang paling terlihat menonjol pada diri manusia. Jika ia berbuat jujur, kejujuran akan mengangkat kepalanya di antara manusia, sehingga ia menjadi orang yang dikenal berbuat jujur. Namun jika ia berbuat dusta, maka kedustaan akan menundukkan kepalanya sebagai bentuk kehinaan dihadapan manusia, sebagaimana diutarakan oleh Muhammad Amin Assyanqithi di dalam kitab tafsirnya.
Ada juga yang menyatakan bahwa yang dimaksud di ayat ini adalah ubun-ubun Abu Jahal dan kaum semisalnya yang selalu berbuat dusta dan mendustakan ayat-ayat Allah ta'ala sebagaimana disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir di dalam tafsirnya.
Namun penelitian ilmiah yang akan kita sampaikan di bawah ini akan menjelaskan bahwa sebenarnya jika seseorang berdusta, maka sensor otak yang bekerja adalah di bagian depan (ubun-ubun/lubus frontal)
Detektor kebohongan dan ubun-ubun (otak depan)
Detektor kebohongan sudah digunakan aparat polisi di dunia untuk mencari pengakuan seorang tersangka kriminal sejak 1924. Dalam perkembangannya yang paling mutakhir, teknik ini semakin menakutkan bagi para kriminal. Mereka tidak bisa lagi meloloskan diri dari sangkaan atau bukti-bukti kejahatan yang bisa menjeratnya dengan hanya menghapus sidik jari.
Lie detector lebih familiar dengan sebutan poligraf yang ditemukan oleh William Marston, bekerja dengan cara melacak perubahan psikologis pada tubuh jika seseorang berbohong. Caranya adalah dengan melihat perubahan tekanan darah, resistansi listrik pada kulit, adanya keringat yang berpeluh, serta kecepatan degup jantung dan pernapasan.
Namun, akurasi dari metode tersebut/poligraf terbatas hanya sekitar 70 %. Pasalnya, seorang yang tengah berkata jujur dapat menunjukkan kemiripan perubahan akibat rasa gelisah yang muncul selama pengujian. Lebih jauh, orang yang mahir berbohong dapat mempelajari bagaimana menyiasati pengujian poligraf. Persoalan yang kerap muncul saat menggunakan poligraf adalah mengukur tingkat kegelisahan seseorang. Kebanyakan orang menjadi gelisah saat dihadapkan pada tes poligraf, dan pembohong ulung justru tidak gelisah saat mereka berbohong.
Dalam perkembangannya, kini muncul sebuah alat yang siap menggantikan. Alat itu tak lain adalah pemindai otak yang biasa mendeteksi penyakit tumor pada otak. Melalui fungsi pencitraan resonansi magnetik (fMRI)–yang juga sudah banyak digunakan dalam dunia kedokteran Indonesia–pemindai otak mampu digunakan untuk melihat apakah seseorang tengah berbohong. Hal ini dimungkinkan karena manusia menggunakan bagian berbeda dari otaknya saat tengah bertipu muslihat.
Uji coba dilakukan terhadap 11 “nara coba”. Enam orang diminta untuk menembakkan sebuah pistol mainan dan diminta berbohong atas apa yang sudah mereka lakukan. Lima lainnya yang sama sekali tidak menggunakan pistol mainan diminta untuk berkata jujur. Mereka kemudian dipindai menggunakan fMRI saat diberi pertanyaan oleh para peneliti. Sebuah tes poligraf juga digunakan sebagai perbandingan.
Berdasarkan seluruh uji coba, baik melalui poligraf maupun fMRI, pengujian secara akurat mampu membedakan yang berkata jujur maupun yang berbobong. Namun, pemindai otak mampu menemukan beberapa bagian yang berbeda dari otak yang aktif saat seseorang berbohong dibanding saat mereka berkata jujur. Bagian otak itu adalah lobus frontalis (bagian dari otak besar yang berada di depan), lobus temporalis (baga temporal), dan sistem limbik.
Pola otak
Melalui pemindai fMRI, beberapa bagian dari otak menunjukkan keaktifan saat seseorang berusaha menipu pertanyaan yang diajukan. Maka dimungkinkan sekali jika  pemindai fMRI itu dapat menjadi alat yang lebih akurat untuk melihat sebuah kebohongan.
Dengan menggunakan fMRI, seluruh aktivitas otak dapat terpantau, dan kesadaran untuk berbohong sukar dilakukan. Seseorang akan selalu berpikir apa yang masuk akal, dan apa yang orang ketahui. Maka aktivitas otak adalah indikator yang dapat lebih dipercaya. Teknik fMRI itu berguna diterapkan pada seseorang yang sudah terbiasa mengelabui tes poligraf. Hasil pengujian melalui fMRI sangat menjanjikan karena karakteristik dari pola otak di luar kesadaran dapat dikendalikan. Itu membuat seseorang lebih sulit untuk berkelit dan berkata bohong.
Kesimpulan
Siapakah yang mengajarkan anatomi otak kepada seorang yang tidak bisa membaca (buta huruf)? Apakah anatomi otak sudah ditemukan di zaman Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam (abad ke 7 Masehi)? Bukankah bedah otak pertama kali baru dilaksanakan tahun 1930 di Amerika?
Lalu siapa yang mengajarkan pada Muhammad shollallahu alaihi wa sallam bahwa jika seseorang itu berbohong, maka bagian otak yang bekerja adalah ubun-ubun / lubus frontal?
Tak lain itu semua adalah wahyu dari Sang Pencipta, Allah ta'ala,
Allah berfirman :

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (3) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى (4)

Artinya "  dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya (3) Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)(4) (Annajm)
Dan ayat-ayat Allah ta'ala akan selalu ditunjukkan kepada kita semua. Dan akan selalu bermunculan penemuan – penemuan atau teori-teori baru yang ternyata AlQur'an sudah berbicara tentangnya 14 abad yang lalu.
Allah ta'ala berfirman :
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ
Kami akan selalu memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu benar. (Fushilat 53)
Sampai benar-benar jelas, bahwa Allah lah yang menciptakan kita. Sampai jelas bahwa Muhammad shollallahu alaihi wa sallam adalah utusan Allah ta'ala.
Wallahu a'lam

Senin, 04 Juli 2011

MATIQ AS-SURKATI

Madrasah Tahfizhul Quran (MATIQ) As-surkati  merupakan unit pendidikan setingkat SLTA atau yang sederajat,yang memadukan kurikulum Kementrian Agama Republik Indonesia,kurikulum tahfizh dan kurikulum kepondokan.Masa pendidikan 4 tahun.tahun pertama progam Takhasus dan tiga tahun berikutnya progam Aliyah. 
misi:
1.mendirikan lembaa pendidikan yang islami dan profesional yang berbasis pondok pesantren
2.menyelenggarakan pendidikan terpadu dan seimbang antara tahfidzul qur'an.'ulum syari'ah dan 'ulum kauniyah

Comment Please